JAKARTA (22 November 2023)–Setidaknya, setiap tahun tercatat lebih dari 2 juta umat muslim dari penjuru dunia menunaikan ibadah haji di Tanah Suci. Dan di musim haji 1444H/2023M lalu, sebanyak 229.000 jemaah haji diantaranya berasal dari Indonesia. Sementara untuk umrah, jika pada musim umrah 1441/2019M sebelum pandemi covid-19 melanda dunia, Arab Saudi kedatangan 19,15 juta jamaah umrah. Kemudian pasca pandemi di tahun 1443H/2022M, mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebanyak 24,7 juta jamaah (29%). Dan di musim 1444H setidaknya Indonesia mengirimkan lebih dari 1 juta jamaah umrah.
“Pastinya, orang-orang yang berdatangan ke Saudi tersebut dengan kondisi yang berbeda-beda mulai dari usia, kesehatan, kerentanan terhadap penyakit dan kebersihan, sehingga menciptakan tantangan yang besar terhadap kesehatan dari jamaah,” papar Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (DPP AMPHURI) Firman M Nur, di Jakarta, Rabu (22/11/2023).
Meski sebagai orang awam, kata Firman, dirinya memahami bahwa berkumpulnya orang secara massal merupakan salah satu cara yang potensial untuk penyakit menular dapat berkembang dan menyebar secara luas. Infeksi saluran pernapasan, termasuk penyakit Meningitis, Pneumonia dan Influenza merupakan penyakit yang paling mudah dan umum untuk menular dan menyebar secara luas ketika adanya kerumunan manusia secara massal.
“Pada pelaksanaan ibadah haji dan umrah dimungkinkan sekali bisa menghadirkan banyak faktor risiko untuk terjadinya penularan penyakit Pneumonia,” ujarnya.
Karenanya, diperlukan adanya upaya pencegahan dan pengendalian infeksi pernapasan dalam pelaksanaan ibadah haji maupun umrah baik oleh pemerintah maupun pelaku usaha penyelenggara ibadah haji dan umrah. Terlebih, jemaah haji Indonesia sampai hari ini masih didominasi kelompok lanjut usia (lansia) yang tentu saja memiliki resiko tinggi. Salah satu upaya pencegahanya adalah dengan vaksinasi bagi jemaah haji dan umrah.
“Hanya saja, masih perlunya sosialisasi yang berkelanjutan hingga masyarakat sadar akan bahaya dari penyakit Pneumonia ini,” kata Firman.
Untuk itu, Firman mengatakan, AMPHURI selaku asosiasi penyelenggara haji khusus dan umrah pertama dan terbesar di Indonesia bekerjasama dengan Pfizer Indonesia menginisiasi untuk melakukan sosialisasi tentang pentingnya vaksinasi Pneumonia bagi jamaah haji dan umrah.
“Alhamdulillah, hari ini, kami gelar pertemuan anggota dengan pakar kesehatan berupa edukasi awam pentingnya vaksinasi Pneumonia bagi jemaah haji dan umrah. Inilah upaya nyata AMPHURI dan Pfizer untuk berkontribusi positif bersama para penyelenggara ibadah haji khusus dan umrah dalam turut melindungi dan menguatkan imunitas masyarakat yang akan melakukan perjalanan ibadah ke Tanah Suci,” tegasnya.
Menurut Firman, acara seminar awam ini menghadirkan tiga pembicara yang pakar dan kompeten di bidangnya. Di antaranya Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp. PD, K-AI, FINASIM, selain seorang akademisi sekaligus juga dokter spesialis penyakit dalam. Pembicara lainnya yaitu Dr. dr. Endy Muhammad Astiwara, MA, AAAJI, FIIS, seorang akademisi dan dokter yang juga pelaku usaha penyelenggara haji khusus dan umrah. Sementara dari unsur pemerintah hadir sebagai pembicara dr. Indro Murwoko, seorang dokter yang juga menjabat sebagai Ketua Tim SDM Pusat Kesehatan Haji (Puskeshaji) Kementerian Kesehatan.
Medical Director PT Pfizer Indonesia, Richard Santoso mengatakan, saat ini, vaksin terhadap penyakit pneumonia telah tersedia dan direkomendasikan di banyak negara untuk mereka yang berisiko, termasuk negara Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar dan Uni Emirat Arab.
Terkait penyakit pneumonia, Richard menyampaikan bahwa, belum lama ini Saudi Thoracic Society, organisasi di Arab Saudi menerbitkan pedoman tentang vaksinasi pneumonia untuk jemaah haji. Bahkan, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) pada tahun 2023 juga telah menerbitkan Pedoman Imunisasi pada Orang Dewasa yang juga direkomendasikan vaksinasi pneumonia bagi calon Jemaah haji dan umrah.
Menurutnya, ada baiknya calon jamaah yang berusia di atas 50 tahun atau di atas 18 tahun yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes, kardiovaskular, asma, serta ginjal untuk menerima vaksin Pneumonia, salah satu penyakit yang bisa menyebabkan kematian.
“Akan tetapi, bukan hanya pada orang yang menderita penyakit kronis, penyakit ini juga bisa dialami oleh mereka yang sehat. Karena, Pneumonia adalah penyakit menular yang membuat orang lain terinfeksi melalui bersin dan batuk,” jelasnya.
Kolaborasi dengan AMPHURI dalam menyelenggarakan kegiatan edukasi bagi PIHK dan PPIU ini merupakan salah satu rangkaian program yang dilakukan Pfizer dalam memperingati Hari Pneumonia Sedunia yang jatuh pada tanggal 12 November. Pfizer juga menyediakan rumah konten digital Paru-Paruku Kesayanganku berisi berbagai informasi edukasi mengenai penyakit pernapasan, termasuk pneumonia yang dapat diakses di www.pfi.sr/paruparukukesayanganku. (*)