Garuda Indonesia Raih OTP Penerbangan Haji 89 Persen
September 16, 2019
DPD Jatim : Harga Umrah Naik Maksimal Rp 2 Juta
September 19, 2019

Upaya Petugas Kesehatan Haji Tekan Angka Kematian

AMPHURI.ORG, JAKARTA—Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2019, Indro Murwoko menegaskan kegiatan ibadah haji tahun 1440H/2019M di Arab Saudi secara resmi telah selesai pada Minggu, (15/9/2019) lalu. Seiring dengan itu, ada banyak dinamika dalam penyelenggaraan ibadah terutama terkait angka kematian tahun ini yang meningkat tajam.

“Meski demikian  pelayanan kesehatan haji tahun ini berjalan lancar,” kata Indro melalui keterangan tertulisnya, Rabu (18/9/2019), seperti dikutip ihram.co.

Menurutnya, meski banyak dinamika dalam operasional penyelenggaraannya, namun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Pusat Kesehatan Haji sudah menyiapkan strategi untuk menyesuaikan dengan kondisi di lapangan. “Dan pada prinsipnya seluruh jamaah haji terlayani dalam aspek kesehatan,” tegasnya.

Indro mengatakan, selain meningkatkan pelayanan di tingkat kloter, petugas kesehatan juga meningkatkan pelayanan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Baik KKHI yang ada di Mekkah maupun di Madinah,sehingga tim kesehatan berhasil meniadakan angka kematian di kedua fasilitas kesehatan tersebut.

“Hal ini bukti atas ikhtiar dan kesigapan kita dalam menangani pasien khususnya kasus-kasus emergensi terlihat hasilnya di mana angka kematian di KKHI itu nol,” katanya.

Selama 60 hari beroprasi KKHI Mekkah telah menerima 4.188 kunjungan pasien. Sedangkan KKHI Madinah menangani pasien rawat inap sebanyak 884 orang. Dari jumlah pasien yang dirawat di KKHI Mekkah dan Madinah itu semuanya kembali sehat dan tidak ada yang meninggal.

Indro menambahkan, keberhasilan menekan angka kematian di fasilitas kesehatan, utamanya karena KKHI berikhtiar dengan melengkapi semua fasilitas kesehat dengan baik. Seperti disediakan dokter spesialis yang berkaitan dengan faktor risiko yang dimiliki oleh jamaah haji berisiko tinggi dengan penyakit bawaan seperti jantung, hipertensi, atau stroke. Dengan demikian pasien risti bisa ditangani dengan optimal.

Selain itu ada dokter-dokter yang disebut sebagai dokter code blue atau dokter yang menangani kasus kegawatdaruratan. Kapasitasnya dalam menangani atau merujuk ke rumah sakit Saudi dapat meminimalkan risiko kematian.

Meski demikian, memang harus diakui, terdapat 453 jamaah haji yang wafat, tapi petugas kesehatan haji dapat melayani ribuan jamaah haji lainnya melalui upaya promotif preventif, respons kegawatdaruratan dan layanan medis spesialistik yang diberikan oleh petugas kesehatan haji di semua tingkatan.

Kematian jamaah haji Indonesia banyak disebabkan oleh dua faktor utama, yakni usia dan perilaku, di samping kondisi lingkungan di Saudi yang berbeda dengan Indonesia. Angka kematian tertinggi terdapat di kelompok usia di atas 70 tahun. Kemudian diikuti dengan kelompok umur 60-70 tahun.

“Jadi secara signifikan pengaruh dominannya jamaah haji Indonesia yang berusia lanjut menjadi determinan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan di Saudi,” katanya.

Di sisi lain, perilaku jamaah haji yang kurang peduli dengan kondisi kesehatannya. Masih banyak jamaah yang memaksakan diri untuk menjalankan ibadah haji yang bersifat sunnah. Tidak bisa menyeimbangkan antara aktivitas ibadah dengan kondisi fisiknya.

Pemerintah Indonesia mendapat apresiasi beberapa pihak di Saudi. Penghargaan terkait upaya yang dilakukan secara efektif, maksimal dan sungguh-sungguh untuk menjaga jemaah haji yang jumlahnya terbanyak di dunia.

“Jadi ikhtiar yang dilakukan itu yang menjadi concern beberapa pihak Arab Saudi sehingga kita mendapat empat penghargaan tahun ini,” katanya.

Setidaknya, kata Indro, selama 75 hari operasional haji berjalan, tercatat sebanyak 475.464 layanan kesehatan rawat jalan yang diberikan di tingkat kloter oleh Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI). Angka ini lebih dari dua kali lipat jumlah jamaah haji Indonesia. Sementara di tingkat sektor, Tim Gerak Cepat (TGC) berhasil melakukan temuan kasus (deteksi dini penyakit) sebanyak 9.550 dan pertolongan emergensi sejumlah 2.738. (hay)

Leave a Reply