Proses Visa Umrah Ditutup, AMPHURI: Semoga ini Sementara
May 9, 2023
Kemenag Berangkatkan Tim Advance Petugas Haji ke Arab Saudi
May 16, 2023

Daker Mekah Gelar Raker Bahas Persiapan dan Tantangan Haji 1444H

AMPHURI.ORG, JAKARTA–Direktur Bina Haji Arsad Hidayat, memipin langsung rapat koordinasi Daerah Kerja (Daker) Mekkah yang digelar secara daring melalui zoom meeting pada Minggu (14/5/2023). Rakor membahas persiapan jelang operasional sekaligus mitigasi atas beragam tantangan haji 1444 H.

“Petugas agar mempersiapkan diri sebelum keberangkatannya ke Arab Saudi, baik persiapan yang sifatnya fisik maupun non fisik, sehingga membantu dalam kelancaran tugasnya di Arab Saudi,” pesan Arsad dalam arahannya dihadapan Kadaker Mekkah Khalilurrahman, Sekretaris Daker Tawabuddin, para Kepala Seksi dan Ketua Sektor serta seluruh unsur pelaksana di wilayah Daker Mekkah, seperti dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (14/5/2023).

Arsad menjelaskan, jamaah haji Indonesia akan mulai masuk asrama haji pada 23 Mei 2023. Mereka diterbangkan secara bertahap ke Arab Saudi mulai 24 Mei 2023. Sementara petugas Daker Bandara dan Madinah sudah berangkat lebih awal, 20 Mei 2023.

Pada gelombang pertama, jamaah akan mendarat di Madinah untuk menjalani ibadah Arbain (Salat Wajib berjamaah selama 40 waktu di Masjid Nabawi). Mereka dijadwalkan mulai menuju Mekkah pada 2 Juni 2023.

Petugas Daker Mekkah dijadwalkan akan berangkat pada 27 dan 28 Mei 2023. Mereka akan melakukan sejumlah persiapan sebelum kedatangan jamaah haji di kota kelahiran Nabi.

“Para petugas agar mulai mempersiapkan fisik dan mental untuk bertugas selama 60 hari di Mekkah,” tegas Arsad.

Arsad mengingatkan bahwa ada sejumlah tantangan dalam operasional haji tahun ini. Pertama, haji akan berlangsung pada musim panas. Cuaca diperkirakan bisa mencapai 50 derajat celsius.

“Cuaca diperkirakan sangat panas. Perlu persiapan fisik agar tetap optimal melayani jamaah. Biasakan dari sekarang untuk banyak minum air putih,” tuturnya.

Tantangan kedua, kuota normal. Tahun ini adalah kali pertama penyelenggaraan haji dalam kuota normal setelah pandemi Covid 19 melanda dunia. Indonesia mendapat 221.000 kuota, terdiri atas 203.320 kuota jamaah haji reguler dan 17.680 jamaah haji khusus.

Ketiga, tidak ada pembatasan umur. Tahun ini, diperkirakan ada sekitar 67.000 jamaah dengan usia 65 tahun ke atas. Jumlah ini berkisar 30% dari total kuota jamaah haji Indonesia.

“Tahun lalu, kuota haji Indonesia hanya sekitar 100ribu, itupun dibatasi usianya di bawah 65 tahun. Sementara tahun ini, terdapat 67 ribu jamaah lansia. Sehingga Gus Men Yaqut Cholil Qoumas mencanangkan haji tahun ini sebagai Haji Ramah Lansia,” sebut Arsad.

“Sebagai langkah mitigasi, kita telah menambah jumlah petugas, termasuk penguatan pada layanan jamaah lansia,” sambungnya.

Arsad meminta para petugas untuk melakukan pengecekan akhir terkait kesiapan sebelum kedatangan jamaah di Mekkah. Hal itu mencakup kesiapan SDM petugas haji, kesiapan akomodasi, kesiapan dapur, kesiapan bus shalawat, kesiapan sarana kesehatan, termasuk kesiapan bimbingan dan konsultasi ibadah.

“Para petugas diberangkatkan lebih awal guna memastikan semua layanan sudah siap sebelum kedatangan jamaah,” tegas Arsad.

Rakor petugas Daker Mekkah ini juga membahas layanan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina atau Masyair. Arsad meminta agar dilakukan sosialisasi lokasi jamaah saat di Masyair serta layanan yang akan diterima jemaah. Sehingga, jamaah bisa memahami sejak awal lokasi mereka dan pergerakannya sejak dari hotel tidak terkecuali layanan yang diterimanya

“Daker Mekkah biasanya mendapat tugas  layanan jemaah haju di Muzdalifah. Namun demikian, petugas Daker Mekkah juga harus siap jika harus diperbantukan baik di Arafah maupun Mina,” ucap Arsad.

“Banyaknya jamaah lansia menuntut kesiapan petugas. Di samping memiliki mindset layanan lansia serta kesigapan, sinergi dan inovasi layanan pun sangat dibutuhkan,” tandasnya. (hay)

Leave a Reply