AMPHURI.ORG, JAKARTA–Produk halal semakin berpeluang dalam kancah perdagangan bebas di pasar global dunia. Apalagi saat ini telah tumbuh gaya hidup halal di berbagai negara di dunia. Halal kini bukan melulu konsumsi umat muslim saja, tapi siapa saja yang menyukai dan memilihnya sebagai alternatif produk yang mereka konsumsi dan gunakan.
Demikian disampaikan Kepala Pusat Registrasi dan Sertifikasi Halal Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Mastuki dalam sambutan di acara Academic-Business-Government (ABG) Gathering on Halal yang mengusung tema “Industri Halal, UMKM dan Daya Saing Ekonomi Nasional”.
“Muncul global halal lifestyle atau gaya hidup halal yang mendunia di mana-mana. Muncul pemahaman bahwa nomenklatur halal adalah untuk semua, bukan hanya di kalangan muslim saja, melainkan untuk siapa saja,” kata Mastuki melalui teleconference, Kamis (18/6/2020).
Menurutnya, munculnya gaya hidup halal secara mondial itu tentu sangat berdampak bagi Indonesia yang tengah berupaya untuk mengembangkan industri halal. Terlebih Indonesia berada di lima besar peringkat pengembangan ekonomi Islam dunia menurut Global Islamic Economy Report 2019/2020. Peluang yang muncul sekarang tak hanya makanan dan minuman halal, tapi juga dalam bentuk yang lain seperti fashion, mode, pariwisata, farmasi dan sebagainya.
“Oleh karena itu sinergitas seperti ini yang melibatkan kalangan akademisi, pelaku usaha atau bisnis, dan pemerintah tentu merupakan sinergi yang penting sekali. Bagaimana menjadikan halal ini menjadi bagian dari kesadaran kita bersama sebagai bangsa,” jelasnya.
Academic-Business-Government (ABG) Gathering on Halal yang dimoderatori oleh Lady Yulia itu menghadirkan narasumber, di antaranya Sri Yunianti dari Direktorat Jenderal IKM Kementerian Perindustrian, Direktur Bidang Pengembangan Ekonomi Syariah & Industri Halal KNKS Afdhal Aliasar, dan Praktisi Industri Perikanan Indonesia, Solihin.
Dalam ABG Gathering virtual yang digelar atas kerjasama Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo (UMAHA), Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia (ADRI) dan BPJPH Kemenag itu diikuti ratusan peserta. (hay)