Ada 327 WNI di Saudi Ikut Berhaji Tahun Ini
July 16, 2021
Saudi Kenalkan Gelang Pintar untuk Jamaah Haji
July 17, 2021

Indonesia Turun Peringkat dari Daftar Destinasi Wisata Halal Terbaik Dunia 2021

AMPHURI.ORG, JAKARTA–Indonesia berada di posisi keempat dalam daftar 20 destinasi wisata halal terbaik dunia 2021 berdasarkan Global Travel Muslim Index (GMTI) 2021 dengan skor 73. Demikian seperti dikutip Kompas.com (15/7/2021).

Sebelumnya di tahun 2019, Indonesia meraih posisi pertama bersama Malaysia dengan skor imbang, yakni 78. Adapun Malaysia masih di posisi pertama tahun ini, disusul oleh Turki di posisi kedua, Arab Saudi di posisi ketiga, dan Uni Emirat Arab (UEA) di posisi kelima.

Berdasarkan laporan GMTI 2021, peringkat tersebut berdasarkan beberapa faktor, di antaranya fasilitas dan layanan yang ramah wisatawan Muslim. Tidak hanya itu, Indonesia meraih posisi kedua dalam kategori Komunikasi versi GMTI 2021. Dalam kategori ini, penilaian berdasarkan bagaimana pelaku usaha pariwisata mempromosikan layanan mereka guna memudahkan para wisatawan, misalnya dengan merilis panduan restoran halal atau panduan untuk wisatawan Muslim.

GMTI 2021 juga memosisikan Indonesia sebagai destinasi nomor tiga dalam kategori Pelayanan. Penilaian berdasarkan bagaimana sebuah destinasi menawarkan pengalaman yang baik untuk wisatawan Muslim, termasuk di bandara, restoran, dan hotel.

GMTI 2021 merupakan laporan riset pasar perjalanan Muslim yang diluncurkan oleh Mastercard dan CrescentRating. Tahun 2021 merupakan tahun keenam mereka meluncurkan laporan riset tersebut. Jumlah kedatangan wisatawan Muslim turun akibat Covid-19

Dalam sambutannya, Founder dan CEO CrescentRating Fazal Bahardeen mengatakan bahwa pandemi Covid-19 memberi dampak signifikan terhadap sektor pariwisata. Jumlah kedatangan wisatawan Muslim internasional mengalami peningkatan dari sekitar 108 juta di tahun 2013 menjadi 160 juta di tahun 2019.

Namun, kenyataannya, jumlah kedatangan wisatawan Muslim turun ke angka 42 juta di tahun 2020. Lebih dari 90 persen perjalanan dilakukan di kuartal pertama tahun 2020 sebelum akhirnya banyak negara menerapkan pembatasan perjalanan. “Seiring kita memulai perjalanan pemulihan ini, kami memproyeksikan bahwa pasar perjalanan Muslim akan kembali ke (angka) 2019 di tahun 2023,” tulis Fazal, sebagaimana dilansir Kompas.com, Kamis (15/7/2021).

Sejumlah negara juga mulai membuka perbatasan hingga akhir tahun ini, sehingga diharapkan jumlah kedatangan wisatawan Muslim akan mencapai 26 juta di tahun 2021. Harapan untuk program vaksinasi GMTI 2021 juga mencantumkan tahapan pemulihan sektor pariwisata hingga tahun 2023 dan seterusnya.

Adapun sejumlah tantangan yang harus dihadapi tahun ini adalah ketersediaan, pembelian, distribusi, dan rasa skeptis akan vaksin. Kenaikan angka kasus Covid-19 juga masih menghambat skema gelembung perjalanan (travel bubble).

Di tahun 2022, diharapkan kesuksesan program vaksinasi akan membantu pemulihan sektor ekonomi. Selain itu, vaksin tetap menjadi salah satu syarat perjalanan. Sektor pariwisata juga diperkirakan akan menjadi lebih personal dengan jumlah peserta yang lebih sedikit dan pengalaman berwisata yang didesain ulang.

Jika upaya penanganan pandemi Covid-19 berjalan dengan baik, tidak menutup kemungkinan bahwa gelembung perjalanan antara dua negara bisa terjadi. Di tahun 2023 dan selebihnya, sektor perjalanan akan didefinisikan ulang berdasarkan pembangunan komunitas antar destinasi. (hay)

Leave a Reply