AMPHURI.ORG, JAKARTA—Kementerian Agama melalui Direktorat Bina haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) kini tengah mempersiapkan pembinaan jamaah haji di era adaptasi kebiasaan baru. Pembinaan jamaah haji ini merupakan salah satu solusi agar pembinaan jamaah haji dalam kondisi pandemi covid19 ini tidak terhenti.
“Dalam kondisi seperti ini, Kemenag terus memberikan pelayanan, pembinaan dan perlindungan kepada jamaah haji,” kata Kasubdit Bimbingan Jamaah Haji Kemenag Arsyad Hidayat saat menjadi narasumber program inovasi layanan transformasi digital komunikasi informasi edukasi haji di Jakarta, Rabu (23/9/2020), sebagaimana dikutip laman resmi kemenag.go.id.
Menurutnya, di masa pandemi ini, pembinaan haji dalam hal pemberian materi manasik haji kepada jamaah haji yang tertunda keberangkatannya tidak boleh berhenti, sehingga model pembelajarannya pun akan disesuaikan dengan kondisi saat ini. Setidaknya ada tiga model pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang akan disiapkan Kemenag antara lain PJJ secara offline, online serta kombinasi keduanya.
Arsyad melanjutnya, modul pembelajaran pertama adalah PJJ secara offline atau luring (luar jaringan), metode pembelajaran seperti ini tidak melibatkan internet, tapi bisa melibatkan media massa Lembaga Penyiaran Publik (LPP) seperti RRI dan TVRI lokal, tetapi sebelumnya harus disosialisasikan terlebih dahulu ke jamaah haji.
Dalam PJJ offline, pembelajaran manasik haji yang dilakukan melalui media Televisi, Radio dan alat komunikasinya lainnya (offline) atau pembelajaran yang dilakukan dengan cara membagikan materi manasik dan soal-soal tentang haji kepada para calon jamaah haji, kemudian mereka diminta untuk membaca dan mempelajarinya di rumahnya masing-masing. Pada hari yang ditentukan hasil pekerjaan rumah jamaah diperiksa oleh para pembimbing manasik.
“Kanwil Kemenag atau Kankemenag bisa bekerjasama dengan RRI atau TVRI jadi jamaah haji bisa mengikuti materi manasik lewat televisi atau radio mai-un alat peraga,” jelasnya.
Sementara, modul pembelajaran kedua adalah PJJ secara online atau daring (dalam jaringan), Proses pembelajaran yang peserta didik dan instrukturnya berada di lokasi terpisah, dimana untuk komunikasi dan penyatuannya menggunakan teknologi elektronika dan teknologi berbasis internet. Saat ini untuk manasik online yang dipergunakan dalam pembelajaran manasik oleh Kementerian Agama dilakukan melalui platform : Youtube, Twitter, Whatsapp, Telegram, Instagram dan Zoom.
“Kulwap merupakan singkatan dari kuliah whatsapp. Sebuah metode bimbingan Manasik yang menggunakan perangkat digital melalui aplikasi grup whatsapp. Metode kulwap ini banyak digunakan pasca pandemic corona virus, sebagai metode belajar yang di anggap mudah diterapkan dan tidak memerlukan paket data yang besar,” kata Arsyad.
Berikutnya, Modul pembelajaran ketiga adalah PJJ secara kombinasi (Blended learning) merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tatap muka/offline dan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan sumber belajar online.
Dalam pembelajaran jarak jauh, pembimbing manasik perlu mempersiapkan segala aspek pendukung dan selalu melakukan evaluasi untuk perbaikan lebih lanjut.
“Jangan pernah berhenti untuk berinovasi, karena inovasi dapat memberikan manfaat, memotivasi dan menginspirasi,” tandasnya. (hay)