Berikut yang Musti Diperhatikan Jamaah Haji Setibanya di Mekkah
July 11, 2019
Bandara Madinah Memiliki 4 Jalur Kedatangan Jamaah Haji
July 12, 2019

Langkah Menkominfo Soal Digitalisasi Umrah Resahkan Pelaku Usaha Travel Umrah

AMPHURI.ORG, MAKASSAR—Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) mengatasnamakan Pemerintah Republik Indonesia bersama Pemerintah Arab Saudi bekerjasama dalam ekonomi digital dengan mengembangkan umrah digital enterprise. Sontak, kerjasama kedua Negara yang diinisiasi oleh Kemkominfo ini memicu keresahan di kalangan pelaku industri travel perjalanan haji dan umrah.

Ketua Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (DPD AMPHURI) Sulawesi Ambon dan Papua (Sulampua), Azhar Gazali menilai kerjasama ini dapat mengganggu bisnis biro travel umrah. Pasalnya, kerjasama ini dapat merusak ekosistem umrah yang telah berjalan. Terlebih, para pengusaha di bidang ini sama sekali tidak dilibatkan.

“Ini akan mematikan bisnis travel. Di Sulsel saja, tiap bulan ada tiga sampai empat ribu jamaah umrah,” keluhnya.

Azhar mengatakan, digitalisasi layanan sebenarnya bukan barang baru. AMPHURI sendiri malah tengah mengembangkan  sebuah platform layanan haji dan umrah dengan nama Aisyah yang sudah diperkenalkan pada Juni lalu. Selain platform B to B, juga bisa diakses oleh end user untuk mencari harga yang kompetitif.

“Jadi sebenarnya sudah ada. Masyarakat atau pembeli bisa memilih paket umrah yang diinginkan,” terangnya.

Menurutnya, kerjasama yang ditandatangani oleh Menkominfo Rudiantara itu juga dinilai janggal. Sebab, urusan umrah, mestinya menjadi kewenangan Kementerian Agama (Kemenag) dan unsur terkait lainnya. Tidak hanya itu, lanjut Azhar, jika menyerahkan urusan ibadah seperti umrah kepada entitas yang tidak berpengalaman, maka sangat berisiko.

“Kita tidak tahu apa motivasi Pak Menteri Rudiantara. Kalau urusan digitalisasi, masyarakat sudah melek teknologi. Kemudian kalau untuk menutup celah travel abal-abal, saya kira ini bukan solusinya,” katanya.

Sebelumnya, seperti dalam keterangan resminya, Menkominfo Rudiantara memastikan pengembangan start-up aplikasi umrah digital tersebut tidak akan mengganggu bisnis biro travel yang selama ini sudah berjalan.

“Situasinya sama saja dengan biro travel yang dulu ada, sekarang juga masih ada ketika bisnisnya bergeser ke ranah online. Hanya saja sekarang menjadi merchant-nya Traveloka dan platform lainnya. Jadi tergantung pasarnya, ada pasar yang retail, ada yang non-retail. Tidak perlu khawatir,” ujar Rudi dalam keterangan resminya pada Jumat, (5/7/2019) lalu. (hay)

Leave a Reply