Catatan Plt. Dirjen PHU tentang Haji 2021
July 22, 2021
Kemenag: Surat Edaran Percepat Keberangkatan Haji itu Hoax
July 23, 2021

Plt Dirjen PHU: Beda antara Dakwah Haji dengan Manasik Haji Profesional

AMPHURI.ORG, JAKARTA— Plt. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Khoirizi mengungkapkan, dakwah haji dan manasik haji merupakan materi yang harus diberikan kepada jamaah haji sebelum berangkat ke Tanah Suci. Keduanya memiliki perbedaan, Karen itu harus diberikan oleh orang yang berpengalaman dalam seluk beluk penyelenggaraan haji.

Lantas apa yang membedakan Dakwah Haji dengan Manasik professional? Khoirizi menjelaskan, Manasik Haji Profesional merupakan materi yang diberikan oleh seseorang yang sudah terukur, berstandar baik pengetahuannya, ibadahnya maupun pengetahuan regulasinya dan jelas sudah bersertifikasi.

“Manasik harus dilakukan orang profesional orang yang sudah terukur orang yang sudah berstandar baik pengetahuan ibadahnya maupun pengetahuan regulasinya syaratnya apa dia sudah tersertifikasi, syarat orang untuk melakukan pembinaan manasik dia harus sudah tersertifikasi,” ungkap Khoirizi dalam sebuah webinar yang diadakan Forum Komunikasi Alumni Petugas Haji Indonesia (FKPHI) pada Kamis (22/7/2021).

Sedangkan Dakwah Haji, kata Khoirizi, bisa dilakukan oleh siapa saja yang memiliki pengetahuan tentang perhajian, penegetahuan ilmu agama, serta pengetahuan tentang umrah “Tetapi dakwah Haji bisa dilakukan oleh siapa saja selama dia memiliki pengetahuan tentang perhajian pengetahuan tentang keilmuan agama pengetahuan tentang umroh ya bisa berdakwah Haji Kapan dan di mana saja,” jelasnya.

Kendati demikian, lanjut dia, ketika membicarakan manasik, tentunya harus dilakukan oleh seseorang yang sudah tersertifikasi. Diakuinya, saat ini pemberian manasik tidak hanya terpaku pada pelaksanaan manasik massal, tetapi harus kita klasterkan.

“Mana yang bisa ngaji mana yang tidak bisa ngaji mana yang pendidikan SMA kebawah mana ynag berpendidikan SMA ke atas, mana yang usia tua mana yang usia muda mana yang risti mana yang sehat harus dipisahkan,” ucapnya.

Lantas, apakah manasik massal tidak penting? Khoirizi menjawab, “penting, setelah klaster manasik tadi kita lakukan. Supaya apa? supaya kita bisa melakukan evaluasi terhadap manasik yang kita selenggarakan.” (hay)

Leave a Reply