AMPHURI.ORG, BANDUNG—Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief mengajak anak muda terlibat dalam penyelenggaraan haji dan umrah. Pasalnya, penyelenggaraan haji dan umrah merupakan suatu kegiatan yang luar biasa yang melibatkan jumlah massa yang banyak terlebih khususnya Indonesia yang menjadi negara muslim terbesar didunia.
“Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan satu perspektif bagaimana sebetulnya kita melihat bahwa haji adalah satu event yang luar biasa yang melibatkan jumlah massa yang banyak jumlah orang yang banyak dan aspek aspek kebutuhan ekonomi yang juga besar,” kata Hilman saat menjadi pembicara Seminar Internasional bertajuk Management Hajj and Umrah in Asia di Kampus Universitas Islam Bandung (Unisba), Selasa (21/3/2023).
“Dan kira kira Imajinasi kita tentang haji dari Indonesia mau seperti apa? Jadi saya ingin mengajak terutama anak muda mengimajinasikan penyelenggaraan haji Indonesia kedepan,” tambahnya.
Dirinya melihat, dalam 4 tahun terakhir Pemerintah Arab Saudi sudah mulai berubah tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang secara transformasi dan reformasi budaya tidak seketat dulu lagi, bahkan terkait penyelenggaraan fiqih haji, Saudi sudah membuka diri dan sudah memperbolehkan 4 mahzab (Hambali, Hanafi, Maliki dan Syafii) menjadi dasar fiqihnya.
“Karena banyak perubahan yang terjadi Saudi, dalam 4 tahun terakhir atau 5 tahun terakhir tidak seperti Saudi sebelumnya, secara transformasi dan reformasi budaya mereka lebih terbuka. Tidak seketat seperti dulu. Pelaksanaan fiqih sangat terbuka bahkan 4 mazhab diperbolehkan dilaksanakan,” terangnya.
Jadi, kata Hilman, Pemerintah Saudi kemudian ingin mencari banyak pemikiran-pemikiran baru dari pemangku kepentingan penyelenggaraan haji dan umrah. “Nah yang ingin saya diskusikan saat ini bagaimana kita berbicara haji sebagai satu bentuk religious tourism and economic ecosystem,” ungkapnya.
Penyelenggaraan haji ini, lanjut Hilman merupakan sebuah event yang tidak mungkin akan habis hingga H-1 kiamat, maka dari itu, imajinasi dampak ekonomi penyelenggaraan haji kedepan harus dipikirkan karena akan banyak potensi dan tantangan dalam mengelola ekosistem haji ini.
Seminar ini menghadirkan beberapa pembicara dari berbagai negara-negara pengirim jamaah haji antara lain Dr. Fadwa Aly Elsayed Mohamed, Lc, MA (The Lecturer Of Islamic Studies and Arabic Language Al Azar University in Port Said, Egypt), Assoc. Prof. Dr. Mohd Afandi Bin Mat Rani (Dean of Academy Of Contempory Islamic Studies (ACIS) Malaysia), serta Penyelenggara Travel Haji dan Umrah Korea Selatan. (hay)