AMPHURI.ORG, MADINAH–Ketua Tim Advance Mitigasi Sistem Umrah AMPHURI, M Azhar Gazali mengabarkan bahwa terhitung mulai hari ini, Kamis (30/12/2021) Arab Saudi kembali memberlakukan aturan menjaga jarak dalam pelaksanaan shalat setelah sebelumnya shaf dirapatkan. Saudi juga kembali mewajibkan pemakaian masker kepada seluruh warga maupun pendatang di semua tempat dan kegiatan apapun.
Kebijakan ini diambil sebagai bentuk upaya pencegahan penyeberan Covid-19 varian Omicron yang kembali menghantui beberapa negara di dunia, termasuk Saudi. Bahkan penerapan aturan ini dibarengi dengan sanksi tegas (denda) bagi pelanggar ketentuan protokol kesehatan. Jika merujuk pada aturan Saudi sebelumnya, denda bisa mencapai 1000 Riyal.
Azhar menyampaikan, bagi mereka yang akan memasuki kawasan Masjid Nabawi diharuskan menggunakan gelang identitas yang disediakan oleh muassasah. “Ketika kami hendak memasuki Masjid Nabawi sekitar pukul 3.30 waktu Arab Saudi, kami sempat ditahan oleh petugas keamanan yang menanyakan gelang sebagai identitas kami. Alhamdulillah, kami seluruhnya telah dibekali identitas tersebut,” ujar Azhar yang menjabat wakil ketua umum DPP AMPHURI ini dalam keterangan tertulisnya, Kamis (30/12/2021).
Dalam pengamatan Tim Advance, kata Azhar, jumlah jamaah dari berbagai negara yang masuk ke Madinah terus bertambah. “Kami sempat bertemu dengan jamaah dari negara Asia seperti Thailand dan Malaysia, bahkan ada dari Maldives yang akan melaksanakan ibadah umrah,” kata Azhar yang sudah tiga hari berada di kota Madinah bersama Tim Advance dari total lima hari yang direncanakan untuk melakukan obeservasi.
Azhar mengatakan, Tim Advance sempat berkeliling dan mengunjungi hotel-hotel yang biasanya ditempati jamaah Indonesia. Termasuk beberapa hotel yang menjadi favorit jamaah Indonesia saat ini kondisinya tutup.
Penutupan umrah beberapa waktu lalu dan kurangnya jamaah umrah, terutama dari lima negara pengirim jamaah terbesar, salah satunya Indonesia berdampak besar terhadap bisnis hotel dan juga perniagaan di kawasan Alharam. “Toko-toko yang dulunya ramai, kini banyak yang tutup. Ini tentu saja berdampak pada perputaran ekonomi di sekitar wilayah tersebut,” ujarnya.
“Kita berharap ke depan situasi ini pelan-pelan bisa berangsur normal kembali, walaupun butuh waktu dan juga kemampuan dalam mengendalikan pandemi covid-19, sehingga keinginan umat muslim untuk berumrah kembali bisa terlaksana,” imbuhnya. (hay)