AMPHURI Temui Dirjen PHU Sampaikan Usulan Teknis Pelaksanaan Haji 1444H
January 24, 2023
Ditjen PHU dan KJRI Jeddah Gelar Indonesian Hajj Expo 2023
February 2, 2023

Inilah Sikap AMPHURI Terkait Situasi dan Kondisi Hotel di Tanah Suci

AMPHURI.ORG, JAKARTA–Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (DPP AMPHURI) Firman M Nur menegaskan, meski dibayang-bayangi resesi ekonomi dunia, namun ternyata aktifitas perjalanan ibadah umrah terus meningkat. Kerinduan umat Islam terhadap Tanah Suci begitu tinggi, terlebih pasca pandemi yang melanda hampir dari dua tahun.

“Karenanya, AMPHURI yakin dan optimis bahwa keberlangsungan usaha perjalanan umrah akan tetap berjalan di tengah kompleksitas masalah yang dihadapi,” kata Firman di Jakarta, Ahad (29/1/2023).

Menurut Firman, jika sebelumnya, muncul masalah langkanya vaksin kemudian disusul melambungnya tarif tiket, kini timbul harga hotel ikut meroket. “Inilah fenomena yang dihadapi oleh penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) saat ini,” katanya.

Firman menambahkan, merujuk pada Surat Pemberitahuan Nomor 1745/DPP-AMPHURI/XII/2022 tertanggal 1 Desember dan Surat Edaran Nomor 1777/DPP-AMPHURI/XII/2022 tanggal 29 Desember 2022, dengan ini AMPHURI kembali menyampaikan terkait situasi dan kondisi yang terjadi di Saudi sebagaimana tertuang dalam Surat Edaran bernomor 1805/DPP-AMPHURI/I/2023 perihal Arahan DPP AMPHURI terkait Situasi dan Kondisi Hotel di Tanah Suci, tertanggal 29 Januari 2023, bahwa:

  1. Tingkat hunian semua hotel di Mekkah dan Madinah sampai saat ini masih tinggi, bahkan full booked dan sulit didapat. Kondisi ini telah berlangsung sejak November 2022 yang diprediksi akan berlanjut hingga akhir musim Umrah 1444H.
  2. Kondisi ini berdampak melambungnya harga hotel. Bahkan banyak terjadi pemutusan kontrak atau pesanan kamar secara sepihak oleh pihak hotel atau whole seller.
  3. Banyak group terpisah ke beberapa hotel maupun berganti hotel dan berpotensi penjadwalan ulang keberangkatan.
  4. Kondisi ini juga berdampak susahnya dalam mendapatkan Tasreh Raudhah.

AMPHURI menilai, kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

  1. Meningkatnya jumlah kedatangan jamaah umrah dari berbagai negara. Terlebih beberapa negara pengirim jamaah umrah baru membuka umrah pada bulan Rajab 1444H.
  2. Manajemen hotel di Arab Saudi memberlakukan kebijakan terkait reservasi hanya disediakan sekitar 50-60% untuk kuota grup.

Dalam rangka memberikan layanan terbaik, AMPHURI menyarankan para pelaku usaha penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) agar:

  1. Mengkomunikasikan dan terus mengedukasi masyarakat/jamaah terkait situasi dan kondisi yang terjadi di Saudi ini, sehingga jamaah memahami akan hal ini
  2. Jika harus melakukan penambahan biaya, maka harus sesuai program yang wajar. Dan setiap perubahan harga, hotel maupun taraf layanan harus disosialisasikan kepada jamaah.
  3. Lebih teliti lagi dalam menetapkan program dan harganya. Jika ada program dan harga baru, agar membuat komitmen baru yang disetujui jamaah.

“Demikian arahan ini kami sampaikan untuk diketahui dan dipahami bersama, semua ini demi kemashlahatan dan keselamatan bersama,” tutup Firman dalam surat edaran yang ditujukan kepada anggotanya. (hay)

Leave a Reply