AMPHURI.ORG, DAMMAM–Provinsi Timur Saudi telah difungsikan sebagai lahan penanaman lebih dari 2,7 juta bunga dan tanaman hias. Proyek yang telah berlangsung sejak tiga bulan terakhir ini merupakan bagian dari Proyek Eastern Green Initiative yang tengah gencar dikampanyekan Kerajaan.
Seperti dilansir ihram.co.id, Selasa (20/4/2021), juru bicara Mohammad Al-Sufyan mengatakan tanaman hijau telah ditanam di sepanjang jalan raya utama, tepi laut, corniche dan di tempat-tempat umum dalam upaya untuk mempercantik wilayah tersebut. Lebih dari 137 ribu pohon ditanam di Dammam.
Dia mengatakan pihak berwenang sedang berupaya membuat kota lebih hijau agar mengekang pencemaran lingkungan. Al-Sufyan mengatakan, penghijauan itu akan membantu meningkatkan kualitas hidup semua warga.
Deforestasi, yang merupakan fenomena global, telah meningkatkan emisi CO2 di atmosfer dan peningkatan suhu telah menunjukkan betapa berbahayanya dampaknya terhadap ekosistem – peningkatan suhu air, panas musim panas yang memecahkan rekor, badai yang kuat dan dahsyat. Tetapi ada cara untuk memperbaiki beberapa kerusakan.
Pohon dapat membantu mengurangi konsekuensi perubahan iklim karena memiliki potensi besar untuk penyerapan karbon dan sering dianggap sebagai pendekatan termudah dan paling terjangkau untuk mengatasi pemanasan global. Al-Sufyan mengatakan pihak berwenang mengambil langkah-langkah memanusiakan kota-kota Saudi dan meningkatkan lanskap perkotaan.
Sebelumnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa menunjukkan dukungan penuh atas inisiatif penghijauan yang dicanangkan Saudi dan Timur Tengah, upaya kerjasama regional untuk memerangi perubahan iklim dan melindungi bumi. Proyek ini diklaim sebagai proyek aforestasi terbesar di dunia, yang akan membantu menghidupkan kembali jutaan hektar lahan yang rusak.
Rencana yang diresmikan Putra Mahkota Mohammed bin Salman pada Sabtu (26/3) tersebut mencakup sejumlah proyek ambisius yang dirancang untuk mengurangi emisi karbon di wilayah tersebut hingga 60 persen. Ini akan dicapai terutama melalui penggunaan teknologi hidrokarbon bersih dan penanaman 50 miliar pohon, 10 miliar diantaranya akan ditanam di Kerajaan.
Selain itu, inisiatif ini bertujuan untuk melestarikan lingkungan laut dan pesisir, meningkatkan proporsi cagar alam dan lahan lindung, meningkatkan regulasi produksi minyak, mempercepat transisi ke energi bersih dan meningkatkan jumlah energi yang dihasilkan oleh energi terbarukan.
Saudi menekankan pentingnya kemitraan antara negara-negara tetangga dalam upaya mengatasi tantangan lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di wilayah tersebut. “Kami dengan penuh minat mengikuti upaya yang dilakukan oleh negara-negara seperti Arab Saudi untuk meningkatkan ambisi iklim mereka,” kata Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang dikutip di Arab News, Rabu (20/4/2021).
“Kami sangat menantikan untuk mendengar lebih banyak lagi dari Kerajaan dan anggota G20 lainnya pada tanggal 22 April di pertemuan yang diselenggarakan oleh AS, dan yang akan menjadi pencapaian berikutnya.”
Pertemuan ini rencananya akan mulai dilaksanakan bersamaan dengan Hari Bumi Sedunia (22 April), yang juga menjadi peringatan kelima hari Perjanjian Paris tentang perubahan iklim dibuka untuk ditandatangani.
PBB percaya bahwa 2021 akan menjadi tahun yang sangat penting untuk menentukan sukses atau gagalnya manusia dalam krisis iklim. Marcel Alers, kepala energi di Program Pembangunan PBB (UNDP), menyoroti Arab Saudi sebagai negara yang sudah memimpin perubahan iklim. Sebagai negara yang sangat rentan terhadap efek pemanasan global karena iklimnya yang panas, Kerajaan terjebak dalam lingkaran setan, kata Alers.
“Ketika perubahan iklim menaikkan suhu, ada permintaan yang lebih besar untuk listrik untuk menyalakan sistem pendingin udara, yang tentu membutuhkan lebih banyak bahan bakar fosil untuk dibakar, yang meningkatkan emisi karbon dan mempercepat pemanasan global,” kata dia.
Pihak berwenang di Arab Saudi melihat ke masa depan, kata Alers, dan memposisikan kembali negara itu sebagai pelopor dalam adopsi teknologi baru. “Saudi bisa menjadi pemimpin revolusi energi masa depan,” tambahnya.
Saat peluncuran inisiatif New Green, Pangeran Mohammed berkata, “Sebagai produsen minyak global terkemuka, kami sepenuhnya menyadari tanggung jawab kami dalam memajukan perang melawan krisis iklim, dan bahwa sama seperti kami memainkan peran utama dalam menstabilkan pasar energi selama era minyak dan gas, kami akan bekerja untuk memimpin era hijau yang akan datang.” (hay)