AMPHURI.ORG, TAIF–Sebagai Negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia juga menjadi Negara pengirim jamaah umrah terbanyak kedua di dunia (1.005.806 jamaah di musim 1439H/2018M). Di tahun ini hingga 18 Ramadhan 1440H tercatat ada 934.827 jamaah dan tentunya hal yang sama dengan tahun sebelumnya akan mencapai jumlah lebih dari 1 juta pada akhir musim umrah di tahun ini.
“Wajar, jika kondisi ini menjadikan Indonesia sebagai pasar potensial bagi pertumbuhan ekonomi syariah, tak terkecuali di industri pariwisata khususnya sektor perjalanan haji khusus, umrah dan wisata muslim lainnya,” demikian disampaikan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (DPP AMPHURI), Joko Asmoro dalam sambutannya di acara Umrah Ummat Gathering dan Soft Launching Aisyah, di Taif, Arab Saudi, Rabu (12/6/2019) malam waktu Arab Saudi.
Joko mengatakan, dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada anggota, maka AMPHURI dengan bangga meluncurkan inovasi terbarunya yakni program Aisyah (Amphuri Information System Syariah). Program Aisyah sengaja diperkenalkan ke publik pada hari ini, Rabu 12 Juni 2019 di Ballroom Alkurr Amusements Park, Kota Taif, Saudi Arabia oleh Konsul Jenderal Republik Indonesia di Jeddah, Mohamad Hery Saripudin dihadapan para pengusaha Saudi Arabia yang bergerak di bidang pelayanan umrah dan haji serta dihadiri pula oleh lebih dari 800 jamaah umrah Indonesia dari anggota AMPHURI yang sedang berwisata ziarah di kota Taif.
“Progam Aisyah ini bertujuan untuk menyediakan solusi digital yang mudah dalam transaksi penjualan dan pembelian paket haji khusus (VIP), umrah dan wisata muslim dari pelaku bisnis perusahaan biro perjalanan umrah dan haji di Indonesia,” katanya.
Lebih lanjut, Joko mengatakan, Aisyah hadir sebagai platform yang tidak hanya menyediakan daftar penawaran biro perjalanan haji khusus, umrah dan wisata muslim, tetapi juga menawarkan layanan pembayaran dan fitur pelengkap lainnya untuk memudahkan pengguna mencari produk yang diinginkan.
Dalam kesempatan itu, Joko menjelaskan, Aisyah sendiri memiliki tiga fungsi diantaranya; pertama, sebagai connecting antar penyelenggara haji khusus, umrah dan wisata muslim (travel agent) anggota AMPHURI dan atau anggota Koperasi Amphuri Bangkit Melayani (Koperasi ABM) dalam melakukan kerjasama. Melalui Aisyah ini, diharapkan masing-masing travel agent mampu meningkatkan branding produk-produk yang ditawarkan.
Fungsi kedua, Aisyah merupakan marketplace inventory B2B (Business to Business) bagi para mitra kerja penyedia layanan transportasi (perusahaan otobus), Land Arrangement (LA), hotel, catering dan lain sebagainya baik yang ada di Indonesia maupun di Arab Saudi. Dimana mereka akan masuk sebagai inventory B2B dari Aisyah marketplace dengan mendapatkan koneksi langsung terkait soal price (harga) secara langsung otomatis atau digital.
“Aisyah ini, untuk membantu penjual dan pembeli dalam menentukan barang/jasa yang dibutuhkan, dan menjalin kerjasama secara langsung antar perusahaan penyedia barang/jasa,” kata Joko.
Terkait transaksi, Aisyah yang bernaung di bawah AMPHURI dan dioperatori langsung oleh unit usaha Koperasi ABM (Amphuri Bangkit Melayani) menjadi clearing house. Artinya, Koperasi ABM ditunjuk sebagai sebuah bagian dari badan yang menyelenggarakan penyelesaian transaksi klien (kliring). Disamping itu, Koperasi ABM juga akan bertanggung jawab atas proses pembayaran yang dihasilkan dari kliring dan Koperasi ABM akan pula membantu menangani travel agent yang tengah mencari penyedia maupun mancari pasar.
Fungsi ketiga, Aisyah juga akan menjadi marketplace bagi para pembeli (masyarakat) yang tengah mencari paket-paket series, maupun paket by request (sesuai permintaan). Dengan kata lain, Aisyah juga akan menjalankan konsep Business to Costumer (B2C) dengan pasar yang ada di Indonesia dimana yang menjual itu anggota AMPHURI baik travel agent yang besar maupun kecil.
Melalui format marketplace, kata Joko, Aisyah tidak hanya memberikan detail lengkap seputar rincian akomodasi pada tiap paket perjalanan. Program ini juga menyediakan fungsi penilaian sekaligus penjaminan agar pembeli bisa memantau kembali harga produk perjalanan haji khusus, umrah dan wisata muslim, termasuk produk/jasa turunannya yang diminati, serta membandingkannya dengan penawaran lain di portal yang sama.
Joko menambahkan, Aisyah juga menyediakan fitur berdasarkan perilaku yang memang relevan bagi keinginan konsumen, terutama dalam hal transparansi produk. Biasanya konsumen baik itu agent travel maupun jamaah umrah melihat sendiri rincian (akomodasi) saja yang akan mereka dapatkan. Padahal dengan digitalisasi sistem seperti sekarang, mereka bisa mengecek segala sesuatunya secara lebih mudah dan efisien.
Karena itu, program Aisyah menyiapkan berbagai fitur dengan harapan bisa menggaet pasar peminat perjalanan haji khusus, umrah dan wisata muslim, baik dari konsumen kasual, hingga kalangan yang baru selama ini awam akan teknologi digitalisasi.
Pihaknya berharap, kehadiran Aisyah terlepas dari kemudahan yang ditawarkan, konsep digitalisasi sistem marketplace yang dikembangkan ini juga bermanfaat kepada pihak travel agent yang bermitra bersama mereka. “Aisyah juga bekerja sama dengan mitra biro perjalanan guna memaksimalkan produk yang mereka tawarkan. Mulai dari menggabungkan paket kunjungan ke luar negeri, hingga kisaran harga yang sesuai untuk membidik target tertentu,” katanya.
Diakuinya, platform marketplace perjalanan haji khusus, umrah dan wisata muslim yang dihadirkan Aisyah bukanlah hal baru di Indonesia. Setidaknya sudah ada beberapa pihak yang menghadirkan layanan serupa, hanya saja, kata Joko, Aisyah memiliki diferensiasi baik dari segi layanan sebagai marketplace sesuai syariah.
Aisyah juga menawarkan kemudahan akses dan sistem yang bisa dipantau langsung oleh user. Aisyah akan melakukan kurasi kepada travel agent yang menjadi mitra untuk kemudian disajikan ke para penggunanya. Selain itu, Aisyah juga mengusung Program Umrah 5 Pasti dari Kementerian Agama Republik Indonesia sebagai filter bagi travel agent yang akan menjadi mitra. (hay)