Dirjen PHU: Saudi Pahami Penjelasan Indonesia Soal Tambahan Kuota
June 29, 2022
Pemerintah Tetapkan Iduladha 1443H Jatuh pada 10 Juli 2022
June 29, 2022

PPIH Perkuat Petugas Khusus Masjidil Haram

AMPHURI.ORG, MEKKAH–Kepala Seksi Petugas dan Keamanan Jamaah Daerah Kerja (Daker) Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) Mekkah, Kolonel Muftil Umam menegaskan bahwa pihaknya telah memperkuat personel guna menghadapi lonjakan jemaah di Masjidil Haram.

“Personel kita perkuat di Masjidil Haram demi memberikan rasa aman. Sebelumnya, sektor khusus Masjidil Haram personel 10. Saat ini ditambah 19 jadi 29 personel. Ini yang khusus personel dari TNI/Polri,” kata Kolonel Muftil Umam, saat memberikan keterangan pers di ruang MCH Daker Mekkah, Rabu (29/6/2022).

Menurutnya, PPIH selama ini menggandeng personel khusus dari TNI/Polri untuk memberikan bantuan pengamanan jamaah selama pelaksanaan haji.  Meski berstatus prajurit TNI/Polri, saat menjalankan tugas di Arab Saudi, mereka tidak berseragam prajurit, melainkan berpakaian putih dan rompi hitam layaknya petugas haji lainnya.

Muftil Umam yang merupakan prajurit Kopassus ini mengatakan, selain perkuatan personel, shift jaga di Masjidil Haram juga ditambah. Jika sebelumnya hanya dua shift dengan durasi jaga masing-masing 12 jam, saat ini ditambah menjadi tiga shift dengan durasi jaga 8 jam.

Selain prajurit TNI/Polri, sektor khusus di Masjidil Haram juga diperkuat petugas lainnya. Total petugas di sektor khusus kini mencapai 80 orang.

Mereka tersebar di delapan titik masjid baik di dalam maupun di luar masjid. Di antaranya di lokasi tawaf, lokasi sai, pintu Babussalam, sekitar Tower Zamzam, serta tiga terminal bus yang ada di seputaran Masjidil Haram.

Selain memberi rasa aman bagi jamaah, personel yang dikenal dengan sebutan Linjam (pelindungan jamaah) ini juga membantu jamaah yang tersesat, membantu memenuhi kebutuhan jamaah termasuk juga membantu jamaah agar tidak menggunakan jasa kereta dorong ilegal hingga membantu jamaah yang kehilangan sandal.

“Termasuk kereta dorong kita juga arahkan dan sosialisasikan untuk kereta dorong yang resmi. Kami juga punya banyak sandal untuk membantu jamaah yang kehilangan sandal,” ujarnya.

Hasil evaluasi sementara, masalah jamaah yang paling banyak terjadi di Masjidil Haram adalah lupa atau tidak tahu jalan pulang ke hotel. Tahun ini, jamaah yang seperti itu mudah diarahkan karena rata-rata masih berusia muda di bawah 65 tahun dengan tingkat pengetahuan yang mencukupi.

“Hampir tidak ada risti (pelindungan), seperti tahun 2019 yang luar biasa. Tiap hari 2019, hampir ada 200 jamaah tersesat, sekarang paling banyak 20. Ini sama teman-teman langsung diatasi. Kalau ada jamaah yang tersesat. Linjam wajib membantu sampai titik bus pengantaran,” ujarnya.

Sedangkan untuk kasus di dalam Masjidil Haram hampir tidak ada. Ada beberapa kasus kecil misalnya karena ketidaktahuan, jamaah menggunakan jasa kereta dorong ilegal.

Permasalahan yang melibatkan otoritas kerajaan Arab Saudi juga relatif tidak ada. “Ada satu-dua masalah. Ada jamaah yang merokok. Ada yang merokok di sekitaran sai, habis sai langsung merokok, sehingga didatangi Askar. Tidak sempat dibawa ke askar, akhirnya bisa diselesaikan,” ujarnya.

Karenanya Mufti mengimbau jamaah bisa menahan agar tidak merokok di sekitaran masjid. Apalagi di dalam Masjidil Haram.

“Pertama, soal tingkah laku yang susah diubah, soal rokok. Kedua, membawa uang. Kadang jemaah suka menaruh sesuatu misalnya bawa uang, tasnya ditinggal saat wudhu, terus lupa. Yang penting lagi, jaga kesehatan kurangi ke luar hotel menyambut Armuzna,” kata dia. (hay)

Leave a Reply