AMPHURI.ORG, RIYADH–Menyebarnya pandemi Covid-19 di seluruh dunia membuat Kerajaan Arab Saudi memutar otak untuk pelaksanaan haji 2020. Akhirnya, kerajaan memutuskan melaksanakan haji dengan jumlah jamaah terbatas.
Raja Salman menyebut mengatur pelaksanaan haji dengan kuota terbatas ini membutuhkan upaya ganda. Hal ini ia sampaikan setelah dipulangkan dari Rumah Sakit, setelah operasi kantong empedu, Jumat (31/7/2020).
Setidaknya, pada pelaksanaan haji tahun ini, hanya diikuti 1.000 jamaah. Mereka adalah umat Muslim yang telah tinggal di seluruh wilayah Kerajaan Saudi. Jika dibandingkan dengan kuota tahun kemarin sekitar 2,5 juta dari seluruh dunia, haji tahun ini sangat sedikit.
“Mengadakan ritual dalam bayang-bayang pandemi, mengharuskan pengurangan jumlah peziarah, tetapi mewajibkan berbagai agen resmi melakukan upaya ganda,” kata Raja Salman, seperti dilansir Republika.co.id dari Gulf Today, Sabtu (1/8/2020).
Haji kali ini, Raja Salman menyebut, jumlahnya sangat terbatas dan tertutup bagi umat Muslim di luar Kerajaan Saudi. Memastikan ritual selesai meski dalam keadaan sulit menjadi tantangan tersendiri.
Ibadah haji, yang dimulai Rabu (29/7/2020), adalah salah satu dari lima rukun Islam. Suatu keharusan bagi umat Islam yang bertubuh sehat dan mampu untuk melaksanakan setidaknya sekali dalam seumur hidup. “Pihak berwenang menerapkan kewaspadaan kesehatan tertinggi selama ritual,” kata raja.
Peziarah, sebelum memasuki situs suci diwajibkan melakukan tes Covid-19. Selama ritual haji, mereka diharuskan menggunakan masker dan menjaga jarak sosial (social distancing).
Untuk pelaksanaan lempar Jumrah yang dilakukan kemarin, Pemerintah Saudi telah menyiapkan dalam kantong-kantong dan telah diberikan cairan desinfektan. Ritual ini merupakan ritual wajib terakhir yang harus dilakukan jamaah.
Sebagai tanda jika langkah-langkah ketat dan pencegahan yang dilakukan Saudi berhasil, hingga Jumat (31/7/2020) kemarin, Kementerian Kesehatan menyebut tidak ada laporan kasus Covid-19 maupun gejala yang dialami jamaah. (*/hay)