AMPHURI.ORG, MEKKAH–Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Mohammed Saleh bin Taher Benten atasnama Pemerintah Arab Saudi telah menandatangani perjanjian haji 2020 dengan tiga negara yaitu Indonesia, Turki dan Yordania.
Pemerintah Indonesia sendiri diwakili Menteri Agama Indonesia, Fachrul Razi. Dari Turki ditandatangani bersama Kepala Urusan Agama Turki Ali Arbash, dan Menteri Awqaf Yordania, Urusan Islam dan Situs Suci, D Ahmed Ahmad Al Khalayleh. Sebagaimana dikutip Ihram.co.id, Rabu (4/12/2019).
Demikian seperti dilansir di Arab News, Rabu (4/12/2019), penandatanganan dengan tiga delegasi negara untuk musim haji 2020 mendatang itu menyangkut masalah tentang kedatangan jamaah dan menyediakan semua keperluan bagi jamaah untuk menjalankan ibadah mereka.
Dalam kesempatan itu, Menteri Haji dan Umrah Saudi juga membahas soal layanan dan fasilitas yang ditawarkan kepada jamaah. Benten mengatakan dalam sebuah pernyataan pers, semua orang Saudi dengan bangga melayani jamaah dan pengunjung. “Upaya itu sejalan dengan arahan dari Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman,” katanya.
Sementara Menteri Agama Fachrul Razi, sebelumnya mengatakan Saudi akan membangun 60 ribu toilet bertingkat di Mina. Rencana ini terungkap dalam pembahasan MoU Penyelenggaraan Ibadah Haji 1441H/2020M antara Indonesia dan Arab Saudi yang ditandangani Fachrul Razi dengan Muhammad Saleh bin Thahir Benten di Mekkah.
“Saudi akan membangun 60 ribu toilet bertingkat di Mina untuk semua negara. Menteri Agama Fachrul Razi sudah menyampaikan permintaaan ke pihak Saudi agar kawasan tenda yang biasa ditempati jamaah haji Indonesia didahulukan pembangunan toilet bertingkatnya,” terang Direktur Layanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis usai mendampingi Menag dalam penandatanganan MoU Penyelenggaraan Ibadah Haji 1441H/2020M di Mekkah, Senin (2/12/2019) malam.
Menurut Sri Ilham, pembangunan toilet di Arafah dan Mina memang menjadi salah satu usulan Indonesia yang dibahas bersama Kementerian Haji dan Umrah. Keberadaan toilet bertingkat yang telah dibangun di Muzdalifah terbukti dapat mengurangi antrian.
Selain itu, Indonesia juga mengusulan sejumlah usulan di antaranya, penundaan biaya penerbitan visa jamaah haji Indonesia, penghapusan gelang tangan barcode jamaah, layanan fast track untuk seluruh jamaah haji, perluasan Program Eyab untuk seluruh kloter, dan penempatan jamaah haji di Armuzna berdasarkan zonasi di Mekkah, dan transportasi jamaah di Mina. (hay)