Soal Haji 2021, Menag Tegaskan Masih Tunggu Info Resmi dari Saudi
March 9, 2021
AMPHURI Berharap Minggu Ini Saudi Umumkan Keputusan Soal Haji 2021
March 10, 2021

Terobosan Kebijakan Global dan Indonesia dalam Pemulihan Pariwisata

AMPHURI.ORG, JAKARTA–Boleh jadi, bagi Anda seorang pelaku, pemerhati, atau pengambil kebijakan dunia pariwisata merasa gemes, gregetan dengan kondisi pariwisata di masa pandemi yang belum kunjung usai ini. Pastinya, semua berharap badai ini segera berlalu. Lantas, bagaimana dan apa upaya kita untuk memulihkan kembali pariwisata secara keseluruhan, usai luluh lantak dihantam pandemi Covid-19?

Berikut ini ada artikel bertajuk “Terobosan Kebijakan Global dan Indonesia dalam Pemulihan Pariwisata” yang ditulis oleh seorang penggiat dan pemerhati dunia pariwisata, Taufan Rahmadi. Dalam tulisannya, founder Temannya Wisatawan ini memaparkan bagaimana kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh negara-negara yang sangat bergantung pada sektor pariwisata. Ini tentu akan selaras dengan daerah-daerah di Indonesia yang pendapatan daeragnya bergantung pada sektor ini. Lebih lengkapnya, simak artikel yang dilansir laman taufanrahmadi.com berikut:

Tahun 2021 adalah tahun penuh harapan dalam upaya pemulihan pariwisata Global, hal ini bisa terlihat pasca ditemukannya vaksin covid-19, negara-negara yang pendapatannya bergantung dari sektor pariwisata mulai mengeluarkan kebijakan yang memberikan kelonggaran bagi para wisatawan untuk melakukan perjalanan dalam negeri ataupun luar negeri.

Sebut saja Estonia, Islandia, Siprus, Seychelles, Rumania, negara–negara ini telah membuka pintu bagi wisatawan yang telah di vaksin Covid-19 untuk berlibur ke negaranya tanpa karantina.

Lain lagi dengan Singapura, negara tetangga dekat Indonesia ini oleh Konsorsium perusahaan investasi internasional, Deep Knowledge Group ditempatkan sebagai negara nomor 4 paling aman dari pandemic dalam rilis daftar terbaru 100 negara yang dianggap aman dari pandemi Covid-19, setelah Swiss, Jerman dan Israel, sedang Indonesia masih berada pada urutan ke -97.

Singapura melalui Singapore Tourism Board (STB) terus melakukan terobosan kebijakan di dalam mempercepat pemulihan pariwisatanya, ada 6 kebijakan utama yang dilakukan oleh negeri ini, Pertama, pembukaan kembali bisnis Pariwisata dengan menerapkan Safe Management Measures (SMM). Kedua, Program sertifikasi SG Clean Quality Mark bagi para pelaku industri pariwisata. Ketiga, Program Marketing Partnership Programe (MPP) senilai 20 Juta dolar Singapura untuk mendukung upaya pemasaran bisnis pariwisata.

Keempat, Program Singapore Stories Content Fund (SGSCF) yang bertujuan untuk mendorong pembuat konten membuat cerita menarik tentang Singapura. Kelima, dukungan berupa dana dalam bentuk Business Improvement Fund (BIF) dan skema TIP-iT untuk memberi kesempatan bisnis pariwisata berinovasi dan beradaptasi. Dan Keenam, program transformasi teknologi pariwisata dalam bentuk Tourism Transformation Index (TXI) dan Singapore Tourism Analytics Network (Stan).

Pemerintah Indonesia dapat menjadikan negara–negara diatas sebagai salah satu referensi di dalam upaya mempercepat pemulihan sektor parekraf secara nasional, telah tercatat hingga saat ini ada 25 program yang sebagian tengah terus diprogres pelaksanaannya sebagai bentuk langkah nyata di dalam menjawab tantangan pandemi di tahun 2021 ini, yaitu :

  1. Dana hibah pariwisata yang diperluas peruntukannya (tidak hanya untuk hotel dan restoran saja)
  2. GeNose C19 untuk destinasi wisata prioritas
  3. Prioritas pemberian Vaksin untuk pelaku pariwisata
  4. Menuntaskan permasalahan toilet bersih dengan membentuk satgas toilet Indonesia
  5. Berencana memberikan visa jangka panjang untuk wisatawan asing dengan syarat deposit Rp 2 Miliar
  6. Mengeluarkan kebijakan travel bubble antara Indonesia dengan negara asal wisman, seperti Malaysia
  7. Menghadirkan permainan digital dengan mengadosi Pokemon Go di desa wisata
  8. Menyiapkan paket penyelamatan pariwisata di Bali berupa stimulus senilai Rp 13,2 Triliun
  9. Memberikan paket pinjaman lunak bagi para pengusaha hotel
  10. Menjadikan desa wisata menjadi destinasi digital nomad
  11. Menargetkan 32 juta pekerja parekraf di tahun 2024
  12. Menjadika SDM pariwisata berstandar global
  13. Targetkan lapangan kerja sektor wisata naik 3-4 persen
  14. Menghadirkan wisata pendidikan di Bali
  15. Merencanakan program Free Covid Coridor (FCC) di Bali
  16. Memastikan MotoGP Mandalika siap digelar
  17. Menjaga transparansi keuangan dan anggaran
  18. Koneksi signal di DSP super kencang
  19. Menjadikan pelaku UMKM di Mandalika naik kelas
  20. Membuat program unggulan “bedakan” tentang hibah desain kemasan kuliner nusantara
  21. Melakukan program inkubasi pendampingan pelaku kriya, mode dan kuliner
  22. Program “aksilarasi”, program untuk mempercepat ekraf di DSP
  23. Menargetkan 244 desa wisata maju dan mandiri di tahun 2024
  24. Mengembangkan wisata religi di Tosora Kabupaten Wajo
  25. Menargetkan 26 desa wisata dengan sertifikasi berkelanjutan di tahun 2021

Ke–25 program diatas selain patut untuk diberikan apresiasi sebagai bentuk keseriusan pemerintah didalam mengatasi krisis pandemi saat ini, juga tentunya memberikan ruang terbuka untuk terus diawasi, dilakukan perbaikan dan penguatan dengan menyerap masukan dari para pelaku industri pariwisata dan masyarakat untuk bersama berkolaborasi di dalam menemukan formulasi yang tepat dan cepat dalam implementasinya.

Dalam rangka mempercepat implementasi dari 25 program diatas adalah penting bagi pemerintah untuk mempertimbangkan 5 Quick Win Pemulihan Pariwisata Indonesia dibawah ini :

  1. Mendorong segera dibentuknya Komite Pemulihan Pariwisata Nasional yang tugas utamanya adalah melakukan pendampingan, pengawasan dan merumuskan langkah-langkah strategis dalam mempercepat pemulihan Pariwisata.
  2. Memastikan pembentukan BUMN Pariwisata dapat secara nyata bermanfaat bagi pemulihan pariwisata.
  3. Kebijakan Dana Hibah Pariwisata yang peruntukannya diperluas (tidak hanya untuk Hotel dan Restaurant) harus dipercepat realisasinya.
  4. Terus melakukan diplomasi terkait kebijakan Travel Bubble dengan negara–negara tetangga Indonesia yang selama ini menjadi originasi wisatawan mancanegara.
  5. Membentuk Rumah Kolaborasi Pariwisata di setiap 5 destinasi pariwisata prioritas, untuk menyatukan semua stakeholder baik daerah ataupun pusat guna bersatu di dalam bekerjasana mempercepat tuntasnya pengembangan di destinasi.

Pada akhirnya, Prestasi pemerintah di dalam mempercepat pemulihan pariwisata saat ini adalah sangat tergantung dari sinergi segenap komponen bangsa untuk bersatupadu menghadapinya, dengan kata lain “Vaksin Pariwisata” itu ada pada kekuatan implementasi dan konsistensi dalam mentaati protokol di destinasi.

Terus semangat untuk bangkitnya pariwisata Indonesia. (*)

Taufan Rahmadi, (penggiat, founder Temannya Wisatawan dan Penulis Buku Protokol Destinasi)

Leave a Reply