AMPHURI.ORG, JAKARTA–Boleh jadi, bagi Anda seorang pelaku, pemerhati, atau pengambil kebijakan dunia pariwisata merasa gemes, gregetan dengan kondisi pariwisata di masa pandemi yang belum kunjung usai ini. Pastinya, semua berharap badai ini segera berlalu. Lantas, bagaimana dan apa upaya kita untuk memulihkan kembali pariwisata secara keseluruhan, usai luluh lantak dihantam pandemi Covid-19?
Berikut ini ada artikel bertajuk “Terobosan Kebijakan Global dan Indonesia dalam Pemulihan Pariwisata” yang ditulis oleh seorang penggiat dan pemerhati dunia pariwisata, Taufan Rahmadi. Dalam tulisannya, founder Temannya Wisatawan ini memaparkan bagaimana kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh negara-negara yang sangat bergantung pada sektor pariwisata. Ini tentu akan selaras dengan daerah-daerah di Indonesia yang pendapatan daeragnya bergantung pada sektor ini. Lebih lengkapnya, simak artikel yang dilansir laman taufanrahmadi.com berikut:
Tahun 2021 adalah tahun penuh harapan dalam upaya pemulihan pariwisata Global, hal ini bisa terlihat pasca ditemukannya vaksin covid-19, negara-negara yang pendapatannya bergantung dari sektor pariwisata mulai mengeluarkan kebijakan yang memberikan kelonggaran bagi para wisatawan untuk melakukan perjalanan dalam negeri ataupun luar negeri.
Sebut saja Estonia, Islandia, Siprus, Seychelles, Rumania, negara–negara ini telah membuka pintu bagi wisatawan yang telah di vaksin Covid-19 untuk berlibur ke negaranya tanpa karantina.
Lain lagi dengan Singapura, negara tetangga dekat Indonesia ini oleh Konsorsium perusahaan investasi internasional, Deep Knowledge Group ditempatkan sebagai negara nomor 4 paling aman dari pandemic dalam rilis daftar terbaru 100 negara yang dianggap aman dari pandemi Covid-19, setelah Swiss, Jerman dan Israel, sedang Indonesia masih berada pada urutan ke -97.
Singapura melalui Singapore Tourism Board (STB) terus melakukan terobosan kebijakan di dalam mempercepat pemulihan pariwisatanya, ada 6 kebijakan utama yang dilakukan oleh negeri ini, Pertama, pembukaan kembali bisnis Pariwisata dengan menerapkan Safe Management Measures (SMM). Kedua, Program sertifikasi SG Clean Quality Mark bagi para pelaku industri pariwisata. Ketiga, Program Marketing Partnership Programe (MPP) senilai 20 Juta dolar Singapura untuk mendukung upaya pemasaran bisnis pariwisata.
Keempat, Program Singapore Stories Content Fund (SGSCF) yang bertujuan untuk mendorong pembuat konten membuat cerita menarik tentang Singapura. Kelima, dukungan berupa dana dalam bentuk Business Improvement Fund (BIF) dan skema TIP-iT untuk memberi kesempatan bisnis pariwisata berinovasi dan beradaptasi. Dan Keenam, program transformasi teknologi pariwisata dalam bentuk Tourism Transformation Index (TXI) dan Singapore Tourism Analytics Network (Stan).
Pemerintah Indonesia dapat menjadikan negara–negara diatas sebagai salah satu referensi di dalam upaya mempercepat pemulihan sektor parekraf secara nasional, telah tercatat hingga saat ini ada 25 program yang sebagian tengah terus diprogres pelaksanaannya sebagai bentuk langkah nyata di dalam menjawab tantangan pandemi di tahun 2021 ini, yaitu :
Ke–25 program diatas selain patut untuk diberikan apresiasi sebagai bentuk keseriusan pemerintah didalam mengatasi krisis pandemi saat ini, juga tentunya memberikan ruang terbuka untuk terus diawasi, dilakukan perbaikan dan penguatan dengan menyerap masukan dari para pelaku industri pariwisata dan masyarakat untuk bersama berkolaborasi di dalam menemukan formulasi yang tepat dan cepat dalam implementasinya.
Dalam rangka mempercepat implementasi dari 25 program diatas adalah penting bagi pemerintah untuk mempertimbangkan 5 Quick Win Pemulihan Pariwisata Indonesia dibawah ini :
Pada akhirnya, Prestasi pemerintah di dalam mempercepat pemulihan pariwisata saat ini adalah sangat tergantung dari sinergi segenap komponen bangsa untuk bersatupadu menghadapinya, dengan kata lain “Vaksin Pariwisata” itu ada pada kekuatan implementasi dan konsistensi dalam mentaati protokol di destinasi.
Terus semangat untuk bangkitnya pariwisata Indonesia. (*)
Taufan Rahmadi, (penggiat, founder Temannya Wisatawan dan Penulis Buku Protokol Destinasi)