AMPHURI.ORG, JEDDAH–Duta Besar Republik Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, mengatakan, guna memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi jamaah haji, pemerintah Kerajaan Arab Saudi terus melakukan upaya perbaikan dalam penyelenggaraan ibadah haji. Perbaikan dan inovasi tersebut sekaligus menata kembali kondisi-kondisi yang memang perlu diperbaiki.
“Banyak upaya yang sudah dilakukan, antara lain soal tempat iyab yakni tempat kepulangan jamaah haji,” jelas Agus Maftuh, di Jeddah, Minggu, (18/8/2019).
Seperti Iyab proses penimbangan dan pemeriksaan bagasi jamaah sebelum dikirim ke bandara. “Dengan iyab maka proses pemulangan khususnya di bandara menjadi lebih cepat,” ujarnya.
Agus mengatakan, iyab ini dikerjakan bersama-sama atas kerja sama antara Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Haji dan Umrah, dan lainnya. Inilah model baru kepulangan. “Insya Allah kita akan terus melakukan pendekatan-pendekatan dengan Arab Saudi agar semua jamaah haji Indonesia bisa menikmati inovasi terbaru Saudi dalam kepulangan ini,” katanya.
Menurut Agus, banyak jamaah mengatakan bahwa dengan inovasi yang baru ini tidak perlu menunggu waktu yang berjam-jam dalam proses kepulangan ke Indonesia. “Sekali lagi kita hargai usaha-usaha Saudi untuk memberikan hikmah yang terbaik bagi pelayanan yang terbaik kepada jamaah haji Indonesia,” jelasnya.
Selain Iyab, inovasi lainnya yang dilakukan Pemerintah Saudi, adalah Mina. Menurut Agus, masalah Mina sudah sering didiskusikan bertahun-tahun. Dalam hal ini, pemerintah Indonesia sudah melakukan komunikasi dengan Saudi dan juga Think-Thank-nya, sedang mengupayakan untuk membangun tenda bertingkat di Mina.
“Rencananya ukurannya dua meter persegi untuk tenda di Mina,” katanya.
Saat ini, kata Agus, ukuran tenda untuk per jamaah hanya 0,8 meter. “Uyel-uyelan,” ujarnya.
Diakuinya, memang kondisinya sangat tidak memungkinkan untuk penambahan. Makanya, kata dia, yang ada terpaksa harus diterima. Karena itu pula, lanjut Agus, tenda di Mina akan dibuat bertingkat. Saat ini, sudah diujicobakan untuk sejumlah negara Arab seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, Taman, dan lainnya.
“Semoga tahun depan benar-benar bisa direalisasikan,” harapnya.
Kemudian, inovasi yang juga mulai dan akan dikembangkan Pemerintah Saudi adalah Smart City. Kota-kota yang akan menjadi smart city adalah Mekkah, Madinah, dan Jeddah. Ketiganya sedang dipersiapkan akan terintegrasi satu sama lain.
Khusus untuk Masjid al-Haram, ada rencana pemerintah Arab Saudi untuk mewujudkan Metro Tawaf. Menurutnya, Metro Tawaf adalah semacam eskalator yang mempercepat jamaah haji dalam melakukan tawaf.
“Saya tidak tahu di lantai berapa nantinya (di Masjid al-Haram), tetapi sedang direncanakan. Andai nanti jadi, wah ini sangat luar biasa dan terobosan besar,” katanya.
Agus mencontohkan, seperti di terowongan Mina atau di beberapa bandara, eskalator sudah tersedia sehingga memungkinkan jamaah hanya berdiri dan eskalator itulah yang bergerak. “Soal sah atau tidaknya, tentu akan ada kajian mendalam. Tapi, secara kasat mata, mestinya tidak masalah,” ujarya. (hay/*)