AMPHURI.ORG, JAKARTA–Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Polana B Pramesti mengatakan Indonesia terbilang bisa mempertahankan kuotanya saat pemerintah Arab Saudi menurunkan kuota negara lain karena adanya renovasi Masjidil Haram. Karenanya, Kemenhub memberi mempriotaskan penerbangan jamaah haji.
“Pada 2014 sampai 2016 setiap tahunnya ada 168.800 jamaah haji,” kata Polana di Jakarta, Sabtu (19/10/2019), seperti dikutip ihram.co.id, Senin (21/10/2019).
Menurutnya, pada 2017 terjadi peningkatan kuota jamaah haji mencapai 238 ribu orang. Kemudian pada 2018 turun sedikit kuotanya menjadi 221 ribu jamaah haji yang diterbangkan dari Indonesia. Baru pada tahun 2019 jamaah haji kembali naik. “Untuk 2019 total jamaah haji yang berangkat dari Indonesia mencapai 231 ribu orang,” tutur Polana.
Sementara itu, untuk penerbangan jamaah haji Indonesia dilayani oleh dua maskapai yakni Garuda Indonesia dan Saudi Arabian Airlines (Saudia). Adapun tingkat ketepatan waktu (OTP) penerbangan Garuda Indonesia pada keberangkatan 2019 mencapai 95,07 persen dan kepulangan 90,14 persen. Untuk Saudia ketepatan waktu keberangkatan pada 2019 mencapai 97,55 persen dan kepulangan mencapai 88,16 persen.
“Rata-rata OTP Garuda sejak 2014 hingga 2019 saat keberangkatan mencapai 96,13 persen dan kepulangan mencapai 81,74 persen. Sementara Maskapai Saudia rata-rata OTP nya saat keberangkatan 94,22 persen dan kebernagkatan 88,91 persen,” paparnya. (hay)