Dubes Saudi akan Kabarkan Kepastian Pelaksanaan Haji 2021 Secepatnya
January 12, 2021
AMPHURI Berduka, Innaa Lillaahi Wainnaa Ilaihi Rajiuun, Syeikh Ali Jaber Wafat
January 14, 2021

Kemenag Teken Kerjasama dengan Kemendag, Kemenkop UKM dan Kadin dalam Optimalisasi UKM

AMPHURI.ORG, JAKARTA–Kementerian Agama mendukung upaya untuk mengoptimalkan peran usaha kecil dan menengah (UKM) dalam memenuhi kebutuhan jamaah haji dan umrah. Dukungan ini disampaikan Wamenag Zainut Tauhid Sa’adi saat mewakili Menag Yaqut Cholil Qoumas pada penandatanganan memorandum of understanding (MoU) dan perjanjian kerjasama (PKS) optimalisasi peran UKM dalam memenuhi kebutuhan jamaah haji dan umrah.

Penandatanganan MoU ini dilakukan secara virtual oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, bersama Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi, dan Ketua Umum Kadin Rosan P. Roeslani di Jakarta, Rabu (13/1/2021).

“Kami mendukung sepenuhnya agar pemenuhan berbagai kebutuhan jemaah haji dan umrah Indonesia di Arab Saudi dapat dipenuhi dari Indonesia dan oleh para pengusaha Indonesia,” tegas Wamenag dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi.

“Kami menyambut baik penandatangan MoU ini dan siap bekerja sama dengan para pihak terkait di Indonesia dalam pemenuhan kebutuhan jemaah haji dan umrah,” lanjutnya.

Wamenag mengatakan, kebutuhan jamaah haji dan umrah Indonesia sangat besar. Pada kondisi normal sebelum pandemi misalnya, Indonesia mengirim 221 ribu jamaah haji dan sekitar satu juta jamaah umrah ke Saudi setiap tahunnya. Selain itu, ada ratusan ribu warga ekspatriat Indonesia yang bekerja di Saudi. “Kondisi ini tentu diikuti adanya kebutuhan makanan dan minuman, serta sarana prasarana pendukung lainnya yang bercitarasa dan berasal dari Indonesia,” tuturnya.

Sebagai gambaran, lanjut Wamenag, dalam penyelenggaraan ibadah haji 1440H/2019M, jamaah Indonesia mendapat layanan makan sebanyak 75 kali selama di Tanah Suci. Jumlah ini terdiri atas 40 kali makan di Mekkah, satu kali makan di Bandara Jeddah, 18 kali makan di Madinah, dan 15 kali makan ketika di Arafah dan Mina, serta satu paket makan ketika di Muzdalifah.

Selain itu, jamaah juga mendapat tambahan konsumsi berupa snack untuk makan pagi di Mekkah dan Madinah, serta satu paket kelengkapan konsumsi yang terdiri atas teh, kopi, saus, kecap, gelas dan sendok yang dikemas dalam boks.

“Kemenag terus berupaya menyediakan menu nusantara. Sejak 2014, Kemenag telah mensyaratkan penggunaan produk-produk Indonesia, kepada seluruh penyedia layanan catering, baik di Makkah, Madinah, Armina, maupun Bandara Jeddah,” ujarnya.

“Produk itu antara lain berupa bahan baku, bumbu masak, teh dan kopi Indonesia, serta berbagai produk olahan daging, ayam, dan ikan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Wamenag menyampaikan, upaya lain yang dilakukan Kemenag adalah menggelar pameran produk-produk makanan dan minuman Indonesia di Jeddah. Sejak 2017, pamean ini telah digelar sebanyak empat kali.

Ada tiga tujuan penyelenggaraan pameran. Pertama, memenuhi harapan jamaah agar makanan yang disediakan bercita rasa nusantara dengan penggunaan produk dan bumbu masak dari Indonesia. Kedua, mendukung program pemerintah dalam penggunaan produk Indonesia di seluruh unit pemerintahan. “Ketiga, meningkatkan ekspor produk Indonesia ke Arab Saudi,” jelasnya.

“Untuk itu, kami sangat mendukung adanya nota kesepahaman ini, dan berharap dapat terimplementasi dengan baik dalam upaya memenuhi kebutuhan jamaah haji dan umrah Indonesia,” tandasnya. (hay)

Leave a Reply