AMPHURI.ORG, JAKARTA–Direktur Utama Rumah Sakit Haji Jakarta, dr. Syarief Hasan Luthfie menyampaikan apresiasinya atas penyusunan kurikulum pelatihan integrasi untuk tenaga kesehatan haji Indonesia (TKHI). Penyusunan materi kurikulum tersebut sangat bagus jika dikoordinasikan dengan Kementerian Agama.
“Menurut saya bagus kalau memang dikoordinasikan satu pintu,” kata dr. Syarief, sebagaimana dikutip Republika.co.id, usai menjadi pembicara dalam seminar kesehatan haji dan umrah di Jakarta, Rabu (6/11/2019).
Menurutnya, petugas kesehatan haji memang harus mempunyai setifikasi atau standarisasi terkait dengan pengetahuan kesehatannya sebagai profesional dan juga pengetahuan keagamannya, khususnya tentang haji. Karena itu, perlu adanya kurikulum itu.
“Jadi antara kurikulum Kemenag dan Kemenkes itu harus jadi satu, sehingga nanti yang mengeluarkan sertifikatnya layaknya adalah Kemenag, karena dia sebagai penanggung jawab UU nomor 8 tahun 2019,” ucapnya.
Syarief menyarankan agar kurikulum petugas kesehatan haji tersebut dibuat berdasarkan kajian-kajian yang valid, serta menerima masukan dari para narasumber dari Kemenkes maupun Kemenag. “Sehingga kurikulum itu akan memberikan suatu nilai atau bobot yang nantinya bisa dievaluasi untuk kualitasnya bisa ditingkatkan,” jelasnya.
Sebelumnya, Pusat Kesehatan Haji (Puskeshaji) Kemenkes telah menyelesaikan tahap pertama penyusunan kurikulum pelatihan integrasi untuk tenaga kesehatan haji Indonesia (TKHI). Tim penyusun kurikulum pelatihan integrasi akan kembali melanjutkan penyusunan kurikulum pada 11 November. (hay)