AMPHURI.ORG, JEDDAH – Wakil Menteri Haji dan Umrah Saudi, Abdul Fattah Mashat, dalam pernyataan kepada Asharq Al-Awsat yang dikutip dari laman Saudinesia, Sabtu (31/10/2020), menyebutkan, dalam sehari ada 10 ribu jamaah dari luar Arab Saudi datang untuk melaksanakan umrah.
Artinya, jumlah ini merupakan kapasitas yang diizinkan, bersama jamaah lokal, mencapai 20 ribu jamaah dan 60 ribu jamaah shalat per hari, seperti ambang batas maksimal yang ditentukan.
Terkait, dengan dimulainya fase ketiga aktivitas umrah mulai Ahad (1/11/2020), jamaah dari luar dan dalam Saudi sudah dapat melakukan ziarah dan shalat, di tengah penjagaan protokol yang ketat pencegahan covid-19 untuk menjaga kesehatan dan keselamatan muktamir.
Menurut Mashat, pesawat pertama yang tiba pada Ahad di Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah berasal dari Indonesia. Semua penerbangan jamaah umrah yang datang dari luar Arab Saudi diatur oleh kantor Kementerian Haji dan Umrah berkoordinasi dengan otoritas terkait.
Mashat menambahkan, Kementerian Haji dan Umrah Saudi sangat memperhatikan keberadaan wabah Covid-19 dari negara asal jamaah haji, sejauhmana kemampuan untuk menangani dan kecepatan respons, tingkat pemulihan yang terinfeksi dari virus dan tindakan pencegahan medis untuk masing-masing negara. Semuanya akan mengikuti protokol yang telah ditetapkan, berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Otoritas Pengendalian Infeksi.
Sebagaimana catatan negara asal muktamir, dalam beberapa tahun terakhir sebagian besar jamaah umrah berasal dari Indonesia, Pakistan, India, Mesir, Turki, dan negara-negara Kerjasama Teluk.
Mengenai jangka waktu bagi jamaah umrah untuk tinggal di wilayah Saudi, Mashat mengungkapkan, bahwa visa berlaku selama 30 hari sebagaimana sebelumnya. (hay)