AMPHURI.ORG, JAKARTA–Tahun ini, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) akan memaksimalkan program Mari Tunaikan Haji Selagi Muda (Mina). Program yang mendorong generasi milenial untuk mendaftar haji di usia muda dengan harapan dapat meningkatkan dana kelolaan. Hingga tahun ini, BPKH menargetkan dana kelolaan Rp 132 triliun dengan nilai manfaat yang diperoleh sekitar Rp 8 triliun.
Demikian disampaikan anggota Badan Pelaksana BPKH Ahmad Iskandar Zulkarnain, di Jakarta, Rabu (22/1/2020), yang dikutip Republika.co.id, Kamis (23/1/2020).
Iskandar mengatakan, saat ini penduduk Muslim yang berusia di atas 25 tahun sebanyak 88 juta orang, dengan 27 juta dari kalangan mampu. “Sekarang baru 10 juta orang yang sudah haji dan empat juta daftar tunggu. Jadi sisanya sedang disosialisasi untuk daftar haji selagi muda,” katanya.
Menurutnya, syarat haji adalah istitha’ah (mampu) baik finansial maupun fisik. Namun, saat ini baru ada 76 persen pendaftar haji berusia di atas 40 tahun. Sedangkan masa tunggu haji rata-rata selama 20 tahun. “Kalau daftar usia 40 tahun dan naik haji usia 60 tahun ke atas, maka secara fisik akan berat. Kalau sejak muda daftar, saat gilirannya masih kuat secara fisik,” ujarnya.
BPKH lewat program Ayo Haji Muda ini telah mensosialisasikannya ke sejumlah kampus di Indonesia dengan menyertakan para dai yang akrab dengan kaum milenial. Selain itu, BPKH juga menggelar pameran dengan biro perjalanan haji untuk menarik minat kaum milenial di kampus.
Kepala BPKH Anggito Abimanyu menambahkan, program ini juga selaras dengan Visi Arab Saudi 2030 yang akan menuju digitalisasi. Saat ini, Saudi sudah melaksanakan sistem pendaftaran dan pengurusan visa umrah secara online. Sedangkan untuk visa haji, akan diberlakukan online tahun depan. “Start up Indonesia belum ada sama sekali yang menjadi sistem yang dihubungkan dengan sistem tersebut, maka kami secara informal masuk ke sistem ini,” kata Anggito.
Melalui Kementerian Kominfo, BPKH tengah mengupayakan agar biro perjalanan haji dan umrah diikutsertakan dalam sistem tersebut. “Kami berharap (sistem) bisa dikeola biro perjalanan haji umrah sehingga kita jadi bagian dalam Visi 2030 Arab Saudi,” ujarnya. (hay)